Melihat,
mendengar dan membaca berita-berita di berbagai media massa, baik
elektronik maupun media cetak bagaimana masalah-masalah pangan sering
menjadi pemberitaan yang diulas, bagaimana masalah pertumbuhan penduduk
yang semakin tidak terkendali, tidak diimbangi dengan pertumbuhan lahan
pertanian sebagai suplai pangan, terlebih semakin tingginya permintaan
akan pangan terutama sayuran segar dan kesadaran masyarakat akan
konsumsi sayuran sehat meningkat. Salah satu solusinya adalah
berbudidaya secara hidroponik yang mulai muncul sebagai alternatif
pertanian lahan terbatas. Sistem budidaya hidroponik kini telah
menampakkan hasil yang cukup signifikan pada tingkat peneliti meskipun
ditingkat petani masih terbatas penerapannya.
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani
yaitu hydro yang berarti air, dan ponos yang berarti daya . Dalam bahasa
inggris “Hydroponic” juga dikenal dengan istilah soilless culture, atau
bisa diartikan sebagai budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sama
sekali. Media tanah diganti dengan berbagai media tanam baik organik
seperti sekam bakar, cocopeat, serbuk gergaji, akar pakis, maupun
anorganik seperti rockwool, busa, batu bata, pasir, clay, maupun
hydrogel. Berbagai media yang digunakan bukanlah tanah, sehingga nutrisi
yang diperlukan tanaman berbentuk larutan. Kelebihan budidaya secara
hidroponik ini selain dapat dibudidayakan di lahan yang terbatas, juga
rasanya yang lebih renyah dikarenakan dibudidaya secara tertutup dan
tidak menggunakan pestisida, selain kebutuhan yang ada tersebut, ada
beberapa kekurangan seperti biaya investasi awal dalam pembelian kit
hidroponik yang cukup tinggi dan juga ada beberapa sistem yang
memerlukan listrik dalam pengoperasiannya.
Perkembangan teknologi budidaya
hidroponik ini mendapat perhatian dari Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan melalui UPTB Bapeltan Kalimantan Timur yang merupakan lembaga
pemberi fasilitas dan pengajaran bagi SDM pertanian khususnya di
lingkup pertanian Kalimantan Timur. Penyuluh pertanian di kalimantan
timur merupakan salah satu lembaga atau ujung tombak dalam kemajuan di
sektor pertanian, maka perlu ditingkatkan kemampuan dari segi SDM
khususnya Teknologi Budidaya Hidroponik (sayur-sayuran) sehingga UPTB
Bapeltan Kalimantan Timur menyelenggarakan pelatihan budidaya tanaman
hortikultura secara hidroponik bagi penyuluh pada tanggal 25-31 Agustus
2013.
Tujuan penyelenggaraan pelatihan
budidaya tanaman hortikultura secara hidroponik adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi penyuluh sebagai
pendamping petani tentang budidaya tanaman hidroponik dalam hal ini
sayur-sayuran, selain itu diharapkan mampu memberikan motivasi kepada
petani di wilayah kerjanya, agar dapat melaksanakan budidaya tanaman
hidroponik sehingga pendapatan keluarga tani dapat meningkat.
Sumber : http://bapeltankaltim.com/butuh-sayur-hidroponik-alternatif-solusinya/ (10 Maret 2014)
Nilai Penyuluhan :
BalasHapus1. Sumber Teknologi atau Ide
Ide dalam artikel diatas adalah hidroponik sebagai alternatif pertanian dalam menyiasati lahan yang terbatas
2. Sasaran
Sasaran langsung yaitu petani
Sasaran tidak langsung yaitu masyarakat umum
3. Manfaat
Untuk memenuhi tingginya permintaan pangan terutama sayuran segar, menampakkan hasil yang cukup signifikan pada tingkat peneliti meskipun ditingkat petani masih terbatas penerapannya (terkait dengan keterbatasan lahan)
4. Nilai Pendidikan
hidoponik sebagai bentuk budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sama sekali. Media tanah diganti dengan berbagai media tanam baik organik seperti sekam bakar, cocopeat, serbuk gergaji, akar pakis, maupun anorganik seperti rockwool, busa, batu bata, pasir, clay, maupun hydrogel. Berbagai media yang digunakan bukanlah tanah, sehingga nutrisi yang diperlukan tanaman berbentuk larutan.
Nilai berita.
1. Timelines, artikel diatas dirilis pada 10 Maret 2014
2. Proximity, Artikel diatas memiliki kedekatan secara fisik yang ditunjukkan oleh ranah pembahasan yang dibicarakan berkaitan dengan pertanian dalam arti sempit (hidroponik) dan secara non fisik ditunjukkan oleh non fisik ditunjukkan oleh pelatihan yang diadakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan melalui UPTB kepada para petani di kalimantan timur
3. Importance, hidroponik menjadi salah satu alternatif dalam bidang pertanian yang dapat dilakukan oleh petani bahkan masyarakat umum untuk dapat menutupi kebutuhan pangan dan keterbatasan lahan
4. Prominence, artikel diatas menyantumkan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai lembaga yang memberikan pengajaran kepada para petani di kalimantan timur melalui UPTB Bapeltan
5. Consequence, peningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi penyuluh sebagai pendamping petani tentang budidaya tanaman hidroponik dalam hal ini sayur-sayuran
Rio Dwi
13/346052/PN/13148
DPKP A.3.2 / Kel. 4
Ilmu Tanah