Jumat, 19 September 2014

Butuh Sayur, Hidroponik Alternatif Solusinya

   Melihat, mendengar dan membaca berita-berita di berbagai media massa, baik elektronik maupun media cetak bagaimana masalah-masalah pangan sering menjadi pemberitaan yang diulas, bagaimana masalah pertumbuhan penduduk yang semakin tidak terkendali, tidak diimbangi dengan pertumbuhan lahan pertanian sebagai suplai pangan, terlebih semakin tingginya permintaan akan pangan terutama sayuran segar dan kesadaran masyarakat akan konsumsi sayuran sehat meningkat. Salah satu solusinya adalah berbudidaya secara hidroponik yang mulai muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Sistem budidaya hidroponik kini telah menampakkan hasil yang cukup signifikan pada tingkat peneliti meskipun ditingkat petani masih terbatas penerapannya.
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air, dan ponos yang berarti daya . Dalam bahasa inggris “Hydroponic” juga dikenal dengan istilah soilless culture, atau bisa diartikan sebagai budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sama sekali. Media tanah diganti dengan berbagai media tanam baik organik seperti sekam bakar, cocopeat, serbuk gergaji, akar pakis, maupun anorganik seperti rockwool, busa, batu bata, pasir, clay, maupun hydrogel. Berbagai media yang digunakan bukanlah tanah, sehingga nutrisi yang diperlukan tanaman berbentuk larutan. Kelebihan budidaya secara hidroponik ini selain dapat dibudidayakan di lahan yang terbatas, juga rasanya yang lebih renyah dikarenakan dibudidaya secara tertutup dan tidak menggunakan pestisida, selain kebutuhan yang ada tersebut, ada beberapa kekurangan seperti biaya investasi awal dalam pembelian kit hidroponik yang cukup tinggi dan juga ada beberapa sistem yang memerlukan listrik dalam pengoperasiannya.
Perkembangan teknologi budidaya hidroponik ini mendapat perhatian dari Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan melalui UPTB Bapeltan Kalimantan Timur yang merupakan lembaga pemberi fasilitas dan pengajaran bagi SDM pertanian khususnya di lingkup pertanian Kalimantan Timur. Penyuluh pertanian di kalimantan timur merupakan salah satu lembaga atau ujung tombak dalam kemajuan di sektor pertanian, maka perlu ditingkatkan kemampuan dari segi SDM khususnya Teknologi Budidaya Hidroponik (sayur-sayuran) sehingga UPTB Bapeltan Kalimantan Timur menyelenggarakan pelatihan budidaya tanaman hortikultura secara hidroponik bagi penyuluh pada tanggal 25-31 Agustus 2013.
Tujuan penyelenggaraan pelatihan budidaya tanaman hortikultura secara hidroponik adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi penyuluh sebagai pendamping petani tentang budidaya tanaman hidroponik dalam hal ini sayur-sayuran, selain itu diharapkan mampu memberikan motivasi kepada petani di wilayah kerjanya, agar dapat melaksanakan budidaya tanaman hidroponik sehingga pendapatan keluarga tani dapat meningkat.

Sumber : http://bapeltankaltim.com/butuh-sayur-hidroponik-alternatif-solusinya/  (10 Maret 2014)

1 komentar:

  1. Nilai Penyuluhan :
    1. Sumber Teknologi atau Ide
    Ide dalam artikel diatas adalah hidroponik sebagai alternatif pertanian dalam menyiasati lahan yang terbatas
    2. Sasaran
    Sasaran langsung yaitu petani
    Sasaran tidak langsung yaitu masyarakat umum
    3. Manfaat
    Untuk memenuhi tingginya permintaan pangan terutama sayuran segar, menampakkan hasil yang cukup signifikan pada tingkat peneliti meskipun ditingkat petani masih terbatas penerapannya (terkait dengan keterbatasan lahan)
    4. Nilai Pendidikan
    hidoponik sebagai bentuk budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sama sekali. Media tanah diganti dengan berbagai media tanam baik organik seperti sekam bakar, cocopeat, serbuk gergaji, akar pakis, maupun anorganik seperti rockwool, busa, batu bata, pasir, clay, maupun hydrogel. Berbagai media yang digunakan bukanlah tanah, sehingga nutrisi yang diperlukan tanaman berbentuk larutan.


    Nilai berita.
    1. Timelines, artikel diatas dirilis pada 10 Maret 2014
    2. Proximity, Artikel diatas memiliki kedekatan secara fisik yang ditunjukkan oleh ranah pembahasan yang dibicarakan berkaitan dengan pertanian dalam arti sempit (hidroponik) dan secara non fisik ditunjukkan oleh non fisik ditunjukkan oleh pelatihan yang diadakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan melalui UPTB kepada para petani di kalimantan timur
    3. Importance, hidroponik menjadi salah satu alternatif dalam bidang pertanian yang dapat dilakukan oleh petani bahkan masyarakat umum untuk dapat menutupi kebutuhan pangan dan keterbatasan lahan
    4. Prominence, artikel diatas menyantumkan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai lembaga yang memberikan pengajaran kepada para petani di kalimantan timur melalui UPTB Bapeltan
    5. Consequence, peningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi penyuluh sebagai pendamping petani tentang budidaya tanaman hidroponik dalam hal ini sayur-sayuran




    Rio Dwi
    13/346052/PN/13148
    DPKP A.3.2 / Kel. 4
    Ilmu Tanah

    BalasHapus