Jumat, 19 September 2014

Atasi Wereng, Pemkab Uji Coba Varietas Baru

Kamis, 19 Juni 2014 03:00 WIB | Ayu Abriani/JIBI/Solopos |  

Ilustrasi hama wereng (Dok/JIBI)
Ilustrasi hama wereng (Dok/JIBI)

Solopos.com, KLATEN-Serangan hama wereng yang masih menjadi momok di Klaten membuat Pemkab harus mencari solusi untuk menekan masalah tersebut. Salah satunya dengan uji coba varietas bibit baru dan penggunaan pupuk organik dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi.
Untuk uji coba tersebut, saat ini Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten menyiapkan tujuh hektare lahan yang akan menjadi lokasi percobaan tersebut. Di dalam percobaan itu, Dispertan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja.
Bupati Klaten, Sunarna, mengatakan beberapa tahun terakhir ia mendapat keluhan dari para petani di wilayah Klaten tentang serangan hama wereng dan tikus. Hal itu membuat produksi panen berkurang dan dikhawatirkan bisa mengancam persediaan pangan di Klaten.
“Keluhan dari para petani ini harus dicarikan jalan keluar agar mereka bisa bercocok tanam dengan tenang. Kami akan berupaya mencari solusinya untuk menekan serangan hama dan penyakit seperti menemukan varietas padi yang cocok dengan penggunaan pupuk organik. Kami dibantu tenaga ahli dan pakar pertanian dari UGM dan IPB,” katanya kepada wartawan di sela-sela meninjau lokasi percontohan di wilayah Kecamatan Klaten Tengah, Rabu (18/6/2014).
Tidak hanya bibit yang akan menjadi bahan penelitian, tetapi penggunaan pupuk organik juga akan dimasukkan dalam kegiatan tersebut. Menurut Bupati, pupuk menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman padi yang ditanam petani.
“Nantinya, pertumbuhan padi yang sudah ditanam ini akan dicek secara rutin untuk evaluasi. Kalau ada kekurangan bisa langsung ditangani. Kami harap percobaan pertama ini bisa menampakkan hasil sehingga bisa disempurnakan lagi,” tuturnya.
Pupuk Kimia
Sementara itu, Kasi Produksi Dispertan Klaten, Lilik Nugraharja, mengatakan di dalam percobaan itu ada tanaman padi yang dipupuk kimia dan organik sebagai pembanding. Sedangkan tanaman padi yang ditanam yakni jenis 64. Nantinya, hasil panen akan diuji lagi dengan sistem yang berbeda.
“Jadi, dalam percontohan ini, ada dua pupuk yang digunakan yakni pupuk kimia dan organik. Kami berharap bisa didapat hasil tanaman padi yang tidak disukai hama tetapi enak dikonsumsi manusia. Sebab, biasanya padi yang tidak ada hamanya, rasanya juga tidak enak,” katanya saat ditemui wartawan di sela-sela meninjau lokasi percontohan bersama Bupati.

Source : http://www.solopos.com/2014/06/19/pertanian-klaten-atasi-wereng-pemkab-uji-coba-varietas-baru-514150

Nama        : Naventari
NIM          : 13398
Kelompok : V (Lima)
Golongan  : A3.2

1 komentar:

  1. Nilai Penyuluhan :
    1. Sumber Teknologi atau Ide
    Ide dalam artikel diatas berupa uji coba varietas padi baru dan pupuk organik yang dapat mengatasi hama wereng.
    2. Sasaran
    Sasaran langsung yaitu petani di daerah Klaten. Ide penggunaan varietas padi baru dan penggunaan pupuk organik yang dapat mengatasi hama wereng tersebut muncul karena keluhan petani di Klaten.
    3. Manfaat
    Ide penggunaan varietas padi baru dan penggunaan pupuk organik yang dapat mengatasi hama wereng tersebut bermanfaat bagi petani di daerah Klaten agar terjadi peningkatan produktivitas padi dan ketahanan padi terhadap hama wereng. Selain itu, manfaat lanjutan dari ide tersebut yaitu ketersediaan pangan (terutama padi) di daerah Klaten tidak terancam.
    4. Nilai Pendidikan
    Setelah proses uji coba varietas padi baru dan pupuk organik yang dapat mengatasi hama wereng selesai, maka padi varietas baru dan pupuk organik tersebut dapat diterapkan oleh petani.


    Nilai berita.
    1. Timelines, artikel diatas dirilis pada Kamis, 19 Juni 2014 03:00 WIB oleh laman www.solopos.com sehingga berita diatas tergolong baru walaupun hama wereng yang memang sudah lama mengganggu petani akan tetapi dalam artikel diatas disampaikan ide yang baru untuk mengatasi hama wereng.
    2. Proximity, Artikel diatas memiliki kedekatan secara fisik dengan petani karena menggunakan lahan percobaan berupa lahan percontohan, padi, dan pupuk kimia dan organik (yang masih merupakan kebutuhan petani) dan kedekatan berupa nonfisik karena pihak yang terkait juga menginginkan petani agar dapat bercocok tanam dengan tenang (ditunjukkan oleh kalimat “Keluhan dari para petani ini harus dicarikan jalan keluar agar mereka bisa bercocok tanam dengan tenang......")
    3. Importance, artikel diatas memang dibutuhkan oleh petani agar mereka mengetahui bahwa sedang dikembangkan uji coba mengenai varietas padi baru dan pupuk organik yang dapat mengatasi hama wereng.
    4. Prominence, artikel diatas menyebutkan petinggi di Klaten yaitu Bupati Klaten, Sunarna serta menyebutkan beberapa instansi yang memiliki 'nama' (cukup terkenal) sepertiv instansi pendidikan IPB dan UGM, serta instansi yang terkait yaitu Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten.
    5. Consequence, akibat baik dari artikel diatas yaitu petani dapat menanam varietas padi baru dan menggunakan pupuk organik yang tahan terhadap hama wereng setelah proses uji coba berhasil.




    Tri Utami.
    13/348349/PN/13266
    DPKP A.3.2 / Kel. 4
    Mikrobiologi Pertanian

    BalasHapus